BI
menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga internasional yang diperlukan dalam rangka menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun Pemerintah yang berhubungan
dengan ekonomi, moneter, maupun perbankan. BI menjalin kerjasama dengan
beberapa organisasi internasional di antaranya dengan APEC :
APEC,
singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama
Ekonomi Asia Pasifik, adalah forum ekonomi 21 negara di Lingkar
Pasifik yang bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi,
mempererat komunitas dan mendorong perdagangan
bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
APEC didirikan pada tahun 1989 sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan interdependensi
ekonomi negara-negara Asia-Pasifik dan lahirnya blok perdangangan lain di
bagian-bagian lain dunia; ketakutan akan Jepang mendominasi kegiatan ekonomi di
kawasan Asia-Pasifik, dan untuk mendirikan pasar baru untuk produk agrikultural
dan bahan mentah di luar Eropa.
Rapat tahunan APEC dihadiri oleh
kepala pemerintahan dari seluruh negara anggota
APEC kecuali Taiwan
(yang diwakilkan oleh pejabat level menteri yang dinamai Tionghoa
Taipei sebagai (kepala ekonomi). Lokasi rapat dirotasi tiap
tahun di antara negara anggota, dan sebagai tradisi, yang diikuti oleh hampir
semua pertemuan, setiap kepala pemerintahan yang hadir mengenakan
pakaian tradisional negara tuan rumah.
Sejarah berdirinya Asia Pacific
Economic Cooperation
Tanggal Januari 1989, Perdana Menteri Australia Bob Hawke mengusulkan
untuk didirikannya kerjasama ekonomi yang lebih efektif untuk kawasan
Asia-Pasifik. Hal ini berujung pada pertemuan pertama APEC di ibukota Australia,
Canberra,
diketuai oleh Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans. Rapat ini dihadiri oleh
menteri dari 12 negara, dan berujung pada komitmen untuk mengadakan pertemuan
tahunan untuk masa depan di Singapura dan Korea Selatan.
Negara-negara dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menentang usulan
awal, dan sebagai gantinya mengusulkan Kaukus Ekonomi Asia Timur yang tidak
memasukkan negara non-Asia seperti Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Usulan ini ditentang oleh negara-negara di kawasan Amerika, dan dikiritik
dengan pedas oleh Jepang dan Amerika Serikat. Pertemuan pertama Rapat Ekonomi
Pemimpin APEC diadakan pada tahun 1993 ketika Presiden Amerika Serikat Bill Clinton,
setelah berdiskusi dengan Perdana Menteri Australia Paul Keating,
mengundang para kepala pemerintahan dari negara-negara anggota untuk menghadiri
pertemuan di Pulau Blake. Clinton
berharap bahwa hal ini akan melanjutkan negosiasi Uruguay Round
yang sedang terhambat. Dalam rapat tsb., beberapa pemimpin menyerukan untuk
kelanjutan pengurangan batasan-batasan perdagangan dan investasi, dan menggagas
visi sebuah komunitas di kawasan Asia-Pasifik yang dapat mendorong
kesejahteraan melalui kerjasama. Akhirnya, didirikanlah pusat Sekretariat APEC
di Singapura untuk mengkoordinasi kegiatan dari organisasi tersebut. Dalam
pertemuan tahun 1994 di Bogor, Indonesia, para pemimpin APEC mengadopsi
Bogor Goals
yang bertujuan mendorong perdagangan dan investasi terbuka di Asia-Pasifik
dimulai tahun 2010 untuk ekonomi industri dan tahun 2020 untuk ekonomi
berkembang. Tahun 1995, APEC mendirikan badan konsultan bisnis bernama APEC
Business Advisory Council (ABAC), yang tersusun oleh tiga eksekutif bisnis dari
masing-masing negara anggota. Bulan April 2001, APEC berkerjasama dengan lima
organisasi internasional lainnya (Eurostat,
IEA, OLADE, OPEC dan UNSD)
untuk meluncurkan Joint Oil Data Exercise, yang sekarang dinamai Joint
Organization Data Initiative (JODI).
Tujuan
Dibentuknya APEC
- Untuk meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
- Meningkatkan kerjasama ekonomi melalui peningkatan perdagangan dan investasi
- Memperjuangkan kepentingan ekonomi dikawasan Asia Pasifik di tengah-tengah perkembangan ekonomi internasional
- Mempromosikan perdagangan
- Memperluas arus teknologi dan jaringan mitra potensial di kawasan Asia Pasifik.
- Mengembangkan sumber daya manusia, dengan mencari cara untuk bertukar informasi antar anggota APEC dalam administrasi bisnis, inovasi, manajemen proyek, perencanaan dan pelatihan industri.
- Mengkompilasi surver terhadap lingkungan telekomunikasi.
- Merekomendasikan bagaimana cara-cara memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan keamanan transportasi
Keanggotaan APEC
Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar
Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang
menjadi anggota APEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China,
Hong Kong-China, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand,
the Philippines, Peru, PNG, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the
United States, dan Viet Nam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama
non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei.
Anggota APEC disebut “Ekonomi” mengingat setiap anggota saling berinteraksi
sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.
Prinsip Kerja Sama APEC
Kerja sama di APEC dibangun berdasarkan beberapa
prinsip yaitu:
1.
Consensus, yang berarti bahwa semua keputusan
di APEC harus disepakati oleh dan bermanfaat bagi 21 Ekonomi Anggota.
2.
Voluntary and non-binding yang berarti semua
kesepakatan dalam forum APEC dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat.
3.
Concerted unilateralism, yang berarti
pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan
tiap Ekonomi, tanpa syarat resiprositas.
4.
Differentiated time frame yaitu bahwa setiap
Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu
Peranan APEC bagi Indonesia dan
Kawasan
A. Manfaat APEC bagi Indonesia:
·
Sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan
yang saling menguntungkan dengan Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia di
kawasan.
·
Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya
saing Indonesia, melalui proyek-proyek pelatihan teknis dan capacity
building serta sharing of best practices.
·
Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik
tetap terbuka bagi produk ekspor unggulan Indonesia. Terjadi peningkatan total
perdagangan Indonesia dengan Ekonomi APEC lainnya, yaitu sebesar US$ 276,589.1
Milyar pada tahun 2013 dibandingkan US$ 29,9 Milyar pada tahun 19891
pada saat Indonesia turut mendirikan APEC
·
Sarana peningkatan investasi. Pada tahun 2012
tercatat total investasi portofolio yang masuk ke Indonesia dari anggota APEC
lainnya adalah sebesar US$ 245,200.5 Milyar dibandingkan US$ 45,7. Milyar pada
tahun 2001.
B. Manfaat APEC bagi Kawasan:
·
Turut menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di
kawasan melalui pertukaran informasi kebijakan. Sebagaimana tercantum dalam
laporan World Bank 2013: kawasan Asia Pasifik tetap merupakan lokomotif
pertumbuhan ekonomi global di tengah ketidakpastian ekonomi dunia akibat krisis
Eropa, hal ini terlihat dari estimasi tingkat pertumbuhan di APEC yang lebih
tinggi dari dunia:
o APEC:
4,2% (2013); 4,7% (2014)
o Dunia:
3,1% (2013); 3,8% (2014)
·
Menciptakan kondisi yang mendukung peningkatan
perdagangan kawasan:
o Tarif rata-rata turun dari 16,9% tahun
1989 menjadi 6,6% tahun 2008, dan 5,8% tahun 2010 serta turun tipis menjadi
5.7% pada tahun 2012.
·
Sarana pembahasan isu-isu behind the border
dan across the border terkait perdagangan dan investasi, maupun
isu-isu yang kerap menjadi ancaman perekonomian seperti kesiaptanggapan
bencana, ancaman terorisme,
·
Mendorong paradigma pertumbuhan yang berkualitas
melalui five growth strategy: balance, inclusive, sustainable,
innovative, dan secure.
·
Mempermudah dan memfasilitasi dunia usaha antara
lain melalui skema APEC Business Travel Card (ABTC).
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar